Pati, 16 Mei 2023
Saya single parent memiliki seorang putri
berusia belum genap 8 tahun. Saat ini saya bekerja sebagai dosen salah satu
kampus di Pati dan sebagai guru TK di desa sendiri, serta sebagai guru privat
TK-SD. Kejadian hari Ahad, 16 April 2023/ 25 Ramadhan 1444 H tidak akan
terlupakan. Pada hari tersebut anak saya ikut ke kampus. Saya ada jadwal
mengajar jam pertama dan kedua. Jam 08.00 WIB kami sudah sampai di kampus
dengan berkendara sepeda motor. Saya bersegera masuk kelas dan anak saya
menunggu di kantor.
Waktu jam pulang
kerja telah tiba, sekitar jam setengah tiga sore saya mengajak anak saya untuk
siap-siap pulang. Tetapi, anak saya menolak dengan alasan ingin sekalian
berbuka puasa di luar. Saya menuruti keinginan anak saya, dan menawarkan untuk bukber
di Wedarijaksa saja yang tidak jauh dari rumah. Pukul setengah lima kami baru
mau pulang dari kampus.
Ketika
perjalanan pulang, sampai daerah Puskesmas Pati II atau sekitar depan gapura
desa Ngepung terjadi kemacetan yang mengharuskan kendaraan berhenti. Kendaraan
depan saya berhenti, kendaraan saya berhenti, dan kendaraan belakang saya juga
berhenti. Namun, sesaat kendaraan belakang saya yang berupa mobil tiba-tiba
jalan dan sedikit kena motor saya. Saya yakin betul waktu itu ada suara benda
yang menyentuh sepeda motor saya. Karena terjadi ketidakseimbangan, motor saya
jatuh dan menimpa kaki saya. Sebelum saya jatuh, alhamdulillah anak saya yang berada di belakang langsung turun dari
sepeda motor. Kejadian ini tepat pukul 17.00 WIB.
Ada pemuda laki-laki
yang lewat langsung membantu mengangkat sepeda motor saya. Lalu saya masih bisa
untuk berdiri sendiri, namun kaki saya tidak kuat untuk melangkah. Saya
merasakan sakit yang sangat luar biasa di kaki dan tidak pernah saya alami
sebelumnya. Setelah anak muda membantu mengangkat sepeda motor saya, dia
langsung pergi. Sementara mobil yang menyenggol sepeda motor saya diparkir agak
jauh dari lokasi dan orangnya (bapak paruh baya) baru turun menghampiri saya.
Saya berdiri di tempat karena memang benar-benar tidak bisa jalan. Orang
tersebut menyuruh saya menepi, mengambilkan sepatu saya sebelah kiri, dan membantu
saya jalan dengan engklek sambil bilang “sorry ya mbak”. Setelah saya
dipinggirkan bersama kendaraan saya, orang itu bilang “sudah, tidak apa-apa,
istirahat dulu saja” dan langsung ditinggal pergi begitu saja. Karena memang
tidak ada luka ataupun darah yang kelihatan.
Saya masih
berdiri dekat kendaraan saya bersama anak saya. Karena saya ngeblank, saya tidak sempat menanyakan
nama maupun alamat orang tersebut apalagi meminta KTP. Saat mau memfoto
kendaraan orang tersebut, kamera tidak menjangkau. Akan tetapi, alhamdulilllah Allah masih memberikan
penglihatan yang jelas kepada saya. Sehingga, saya masih bisa melihat nomor
plat kendaraan tersebut dari jarak jauh. Saya segera mencatat nomor plat
kendaraan tersebut di HP (K 1872 RG). Lalu, saya share di status WA dan beranda FB.
Rasa sakit di
kaki saya semakin parah, saya sudah tidak kuat berdiri. Saya langsung duduk di
tanah rerumputan pinggir jalan tersebut. Saya melihat kaos kaki saya melembung,
ketika saya buka sedikit ternyata kaki saya sudah bengkak. Sambil menangis
karena tidak kuat menahan rasa sakit, saya menelfon kakak saya. Kakak ke-2 saya
telfon tidak diangkat. Lalu menelfon kakak ke-1, saya ngomong minta dijemput
sambil menangis. Dari jam lima sampai maghrib kakak ke-1 saya baru datang.
Sepeda motor saya dititipkan ke Puskesmas terdekat. Lalu, kakak ke-2 saya
datang juga. Sampai maghrib kami semua belum sempat membatalkan puasa, termasuk
anak saya yang kebetulah di hari itu puasa full.
Saya
diboncengkan kakak ke-2 sekalian mau diantarkan ke tukang pijit. Anak saya
diboncengkan kakak ke-1 langsung pulang ke rumah. Sampai di tukang pijit daerah
Pagerharjo, orangnya tidak mau langsung memijit disuruh menunggu sampai 3 jam
pascajatuh. Dikarenakan jantung saya masih kuat, keadaan belum relax. Jam 8 malam kami datang lagi ke
sana lagi. Saat dipijit saya menangis karena kesakitan. Otot-otot kaki saya
dibetulkan sama tukang pijitnya. Tukang pijit tersebut bilang kalau ada yang ‘sempal’
(lepas/patah). Rabu, 19 April 2023 kami memutuskan untuk periksa di RSU
Soewondo Pati. Setelah dirongsent, dokternya bilang hasilnya ada yang patah.
Saya ditawari untuk operasi, saya jawab tidak berani. Kemudian diberi resep
obat.
Hati saya sangat
sakit dan sedih, seolah tidak bisa menerima keadaan. Saya terus mencari
informasi tentang pemilik kendaraan yang sudah menyenggol sepeda motor saya.
Saya cari melalui aplikasi samsat pati (newsakpole). Data kendaraan muncul,
namun nama dan alamat pemilik tidak tertera. Kemudian ada mahasiswa saya yang
memberikan saran untuk menanyakan ke petugas Polres Pati. Saya diberi kontak
beliau. Langsung saya hubungi via WA. Beliau merespon dan mencarikan data
pemilik kendaraan mobil tersebut. Pemilik mobil toyota yaris tersebut bernama Sugiatun,
alamat desa Blaru 2/1 Pati. Setelah mendapatkan informasi data kendaraan
tersebut, saya share lagi di FB.
Tanggal 20 April
2023, saya mendapatkan tambahan informasi beserta nomor HP orang tersebut dari
orangtua anak les saya. Informasi dari sumber lain bahwa pemilik mobil
tersebut, suaminya adalah perangkat desa (kamituwo). Ada juga yang memberikan
informasi nama orang tersebut adalah bapak Ngadono. Informasi diperkuat lagi
dari teman-teman FB, bahwa orang tersebut kamituwo dan mobil masih dipakai.
Saya langsung menghubungi CP tersebut melalui panggilan nomor WA, tetapi tidak
diangkat. Lalu saya chat WA, sejam kemudian baru dibalas. Dari chat WA ada
niatan untuk datang ke rumah dan menyampaikan maaf sampai 2X.
Sore hari
orangnya beneran datang ke rumah bersama istrinya naik sepeda motor. Istrinya
bilang tujuannya datang untuk silaturrahmi dan klarifikasi kalau mereka tidak
mau dikabarkan menabrak. Dia malah menyumpahi anak keturunannya sendiri. Yang
suaminya juga ngomong banyak. Bilang kalau kejadian seperti ini dia tidak
kapok, sudah pernah 3X ini. Dia cerita pernah dikeroyok orang se-RT, tapi dia
yang menang. Kalau saya mau melaporkan, dia berani dan bilang juga punya adik
polisi. Ngomong juga mau dibawakan jajan lebaran tapi tidak jadi. Sebelum
mereka pamit pulang, suaminya berpesan kalau saya jadi operasi disuruh ngabari,
mau ditengok di rumah sakit dan dibawakan makanan. Ngomong juga kalau bantu
seikhlasnya mereka mau, kalau disuruh menanggung penuh tidak mau. Saya dan
keluarga hanya diam mendengarkan perkataan mereka. Lalu mereka pulang tanpa
meninggalkan uang serupiah pun, dan kami juga tidak meminta.
Setelah mereka
berdua pulang dari rumah saya, saya cek chat WA. Permintaan maafnya yang sampai
2X sudah dihapus. Tujuan saya meminta dia datang ke rumah supaya dia tau
keadaan saya, yang pas kejadian dia bilang saya tidak apa-apa dan hanya disuruh
istirahat terus ditinggal pergi. Ternyata mereka memang tidak mau bertanggung
jawab. Kemudian saya memutuskan untuk tidak memikirkan orang-orang tersebut.
Saya memilih untuk fokus ke penyembuhan kaki saya dan berusaha mengikhlaskan
takdir saya.
Saya bernadzar
jika saya tidak jadi operasi, saya akan puasa 3 hari. Alhamdulillah, saat check up
tanggal 3 Mei 2023 dokter bilang kaki saya sudah membaik dan tidak perlu
operasi. Saya sangat bersyukur dan senang sekali. Esoknya saya langsung
berpuasa 3 hari. Ini berkat do’a dari banyak orang (keluarga, saudara, dan
teman-teman saya). Terima kasih semuanya...
Ibu saya selalu
menyiapkan air panas setiap pagi dan sore untuk menyeka kaki saya; membuatkan
bobok (bahan-bahan alami sesuai saran dari tukang pijit); mengambilkan
makan-minum; mencucikan pakaian saya; dan lain-lain. I love You Mom... Setiap hari saya mengkonsumsi herba HNI berupa
kapsul gamat, truson, dan susu kambing etawa. Minyak herba sinergi dari HNI
atau dikenal dengan minyak butbut juga sering saya balurkan di kaki. Atas izin
Allah, alhamdulilllah semakin hari
semakin membaik. Saya berharap semoga besok saat check up 17 Mei 2023, dinyatakan dokter sudah semakin membaik lagi.
Kami berharap segera benar-benar sembuh dan dapat beraktifitas seperti semula,
bisa berjumpa dengan anak-anak TK, berjumpa dengan teman-teman guru, berjumpa
dengan teman-teman di kampus, dan bisa mengajak jalan-jalan anak. Aamiin...